20 Rajab 1412 - 25
Januari 1992
Siang
itu dari balik rumah panggung berdinding papan dengan cat warna putih berukuran
6x5 meter persegi, terdengar suara seorang ibu yang sedang berusaha menahan
rasa sakit bernada penuh pengorbanan, dan seorang ayah yang begitu
harap-harap cemas menantikan waktu yang telah lama ia tunggu-tunggu. Seorang
bidan yang waktu itu turut membantu begitu sabar dan tenang memberi
pertolongan.
Selembar kain batik, gunting dan keperluan alat serta perlengkapan bayi dan proses melahirkan sudah disiapkan sebelumnya. Tepat siang hari pukul 12.00 WITA, lahirlah seorang bayi laki-laki yang super unyu, yang mungkin dikirimkan Tuhan ke dunia untuk mengajak tersenyum orang-orang disekitarnya kelak, suara tangisannya begitu cetar membahana seantero kampung seolah bersemangat untuk menghadapi dunia yang kini telah di depan mata. Rasa senang bercampur bahagia tentunya dirasakan sekali oleh ayah yang telah lama mengidamkan anak laki-laki, ibu bayi itu sambil menahan rasa sakit setelah melahirkan meneteskan air mata menangis haru, dan tak lama para tetangga terdekat berbondong-bondong memenuhi rumah itu untuk melihat bayi yang sudah lahir dengan selamat. Mungkin begitulah suasana saat proses melahirkan aku waktu itu.
Selembar kain batik, gunting dan keperluan alat serta perlengkapan bayi dan proses melahirkan sudah disiapkan sebelumnya. Tepat siang hari pukul 12.00 WITA, lahirlah seorang bayi laki-laki yang super unyu, yang mungkin dikirimkan Tuhan ke dunia untuk mengajak tersenyum orang-orang disekitarnya kelak, suara tangisannya begitu cetar membahana seantero kampung seolah bersemangat untuk menghadapi dunia yang kini telah di depan mata. Rasa senang bercampur bahagia tentunya dirasakan sekali oleh ayah yang telah lama mengidamkan anak laki-laki, ibu bayi itu sambil menahan rasa sakit setelah melahirkan meneteskan air mata menangis haru, dan tak lama para tetangga terdekat berbondong-bondong memenuhi rumah itu untuk melihat bayi yang sudah lahir dengan selamat. Mungkin begitulah suasana saat proses melahirkan aku waktu itu.
21 tahun telah berlalu, kini aku telah cukup dewasa.
Banyak hal yang aku pelajari dalam hidup ini, tentunya banyak juga harapan orang tua kepada sang anak, tak mudah bagi mereka mendidik anaknya agar
selalu patuh terhadap orang tua. Apa yang mereka rasakan saat membesarkan ku
mungkin akan aku rasakan beberapa tahun kedepan saat Allah telah mengirimkan
seorang wanita yang akan mendampingi ku, yang mengandung dan melahirkan anak ku kelak dari
rahimnya dan bersama-sama membesarkannya. Semua mungkin seperti sudah hukum
alam, dimana aku akan merasakan banyak hal saat menghadapi anak ku kelak
seperti saat ayah dan ibu ku dulu bersusah payah mendidik dan membesarkan aku.
21
tahun telah berlalu, aku hidup dalam keluarga yang penuh dengan kehangatan,
keluarga yang membuat ku belajar bagaimana seharusnya menjalani hidup. meski
tak memiliki kekayaan yang berlimpah namun semua seolah tercukupi. “Apapun dan
seberapapun sesuatu yang Allah berikan asalkan kita mau bersyukur insyaallah
Allah akan mencukupkan” kalimat yang selalu ayah dan ibu ucapkan ketika menasihati
ku diwaktu senggang. Tak banyak yang sudah ku berikan kepada mereka, rasa
terimakasih sepertinya tak membuat mereka lebih baik namun semoga baktiku
kepada mereka selama ini membuat mereka tersenyum bangga dan sayang padaku.
21
tahun telah berlalu, kini aku mulai mengerti betapa pentingnya peran orang tua
dalam keluarga. Aku bersyukur memiliki ayah dan ibu yang selalu ada untuk ku,
mendidik, mengajari ku betapa pentingnya belajar agama, berakhlak baik, sopan santun dll, meski aku jarang berkumpul dan
memilih menyendiri untuk membaca atau menulis ketika mereka sedang bersenda
gurau bersama kakak, keponakan dan paman, juga kerabat yang lain. Namun
kehangatan begitu terasa, tak ada suatu apapun yang dapat menggantikan rasa bahagia
dalam kebersamaan kami.
21
tahun telah berlalu, aku tak merayakan ulang tahun ku yang ke sekian dan aku
tak berharap ada yang memberi ucapan selamat kepada ku, karena sejak kecil
orang tua ku tak mengajari ku tentang ini, dan agama ku juga tidak membenarkan
perayaan ini. Namun aku mencoba mengingat dosa apa saja yang telah ku lakukan
selama ini, bagaimana aku bisa menghapus dosa-dosa itu?. Aku tak ingin kelak di
sana Tuhan menghukum kedua orang tua ku karena kesalahan ku, aku ingin selalu
dekat dengan orang tua ku dalam kebahagiaan, itulah harapan ku.
Semoga
Allah selalu melindungi ku dan keluarga ku, menjadikan sisa hidup ini menjadi
lebih bermakna. amin
love
you my parents!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar