Bukit Khayangan
900 tahun yang lalu berdiri sebuah
kerajaan di Kalimantan Selatan yang cukup besar. Kerajaan itu berada di atas
bukit, dataran paling tinggi disebuah wilayah pada waktu itu. Tanah disini
sangat subur, banyak masyarakat yang menjadi petani, mereka menanam sayur dan
buah-buahan. Bukit ini cukup strategis untuk tempat dimana berdirinya sebuah
kerajaan, kerajaan ini bernama Budhiwijaya. Budhiwijaya diambil dari nama raja
itu sendiri yaitu Budhiyansyah Wijaya, seorang raja yang masih memiliki kerabat
dengan raja Majapahit waktu itu yaitu Kertarajasa Jayawardhana atau disebut juga Raden Wijaya.
Kerajaan ini cukup besar dan terkenal di seluruh
wilayah. Bahkan Patih Gajah Mada pernah beberapa kali berkunjung ke kerajaan
ini untuk sekedar menjalin silaturahmi. Dan karena Patih Gajah Mada juga yang
telah memperkenalkan seorang wanita kepada raja Budhiyansyah sehingga sekarang sang
raja meimiliki istri cantik keturunan Arab. Raja Budhiyansyah adalah seorang
yang hebat, memiliki ilmu yang cukup tinggi, dan perkasa.
Suatu hari ada permasalahan yang terjadi di
kerajaan. Raja Budhiyansyah mencurigai ada penghianat yang ingin menghancurkan
pemerintahan kerajaan. Lalu Raja memanggil dua orang yang dia percaya waktu
itu, Wangan dan Ikhay. Mereka memiliki ilmu dan kehebatan yang cukup tinggi.
Sudah tidak diragukan lagi kehebatan mereka berdua.
Raja mencurigai seorang penasihat pribadinya yang bernama Balang. Setahun
terakhir Balang memperlihatkan sikapnya yang berubah. Sebelum semuanya terjadi
rajapun menugaskan Wangan dan Ikhay untuk mengawasi setiap apa yang dilakukan
oleh Balang. Dan ternyata Balang juga mengetahui jika raja menugaskan Wangan
dan Ikhay untuk mengawasinya karena Balang juga memiliki ilmu yang cukup sakti.
Dipagi hari saat suasana masih sejuk, embun masih terlihat diantara bukit
dan perkebunan, suara burung saling bersahutan dan matahari mulai muncul.
Tiba-tiba terdengar seperti terjadi kegaduhan dari arah belakang kerajaan. Apakah
yang terjadi?. Ternyata Wangan dan Ikhay satu malam tidak tidur. Mereka
mengintai Balang yang malam itu terlihat menemui orang yang tidak dikenal.
Karena Balang merasa apa yang dilakukannya sudah diketahui maka ia akhirnya
menyerang Wangan dan Ikhay, Balang berniat
untuk membunuh mereka.
Terjadi pertarungan dahsyat antara mereka bertiga. Suasana kerajaan yang
tadinya hening kini berubah menjadi gelap. Hujan turun dan suara halilintar mulai
terdengar. Raja akhirnya terbangun dari tidurnya dan segera memeriksa apa yang
telah terjadi. Beberapa kali Wangan menyerang Balang namun serangannya masih
bisa ditepis, kemudian Ikhay juga menyerang tapi serangannya masih bisa
dihindari.
Setelah keduanya mulai merasa lelah raja mencoba melerai pertarungan itu
namun Balang justru mencoba menyerang sang raja. Balang mengambil sebilah
tombak kemudian melemparkannya ke arah sang raja, tapi Wangan segera melindungi
tubuh sang raja. Akhirnya Wangan tewas karena tombak itu menembus perutnya.
Ikhay tak hanya diam, dia segera mengambil pedang lalu berusaha menusukkannya
ke perut Balang. Tapi apa yang terjadi?. Balang dengan cepat menghindar dan
menyerang Ikhay. Di tusuk perut Ikhay menggunakan keris Balang. Kedua kesatria
itu lalu tewas, sang Raja akhirnya marah. Raja mulai murka, maka dikutuklah
Balang menjadi seekor kera.
Untuk menghormati jasa Wangan dan Ikhay maka raja memberi nama bukit yang
menjadi tempat berdirinya kerajaan itu menjadi Bukit Khayangan, diambil dari
dua nama kesatrianya Ikhay dan Wangan. Kini Kerajaan Budhiwijaya
telah hilang, tidak ada yang tau sebab hilangnya kerajaan ini, namun bukit yang
menjadi tempat berdirinya Kerajaan Budhiwijaya pada masa itu kini menjadi taman
yang indah, selain itu banyak terdapat kera yang berkeliaran mencari makan.
Itulah legenda asal mula nama dari Bukit Khayangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar