Di
bumi Daus, dari keluarga yang mulia dan terhormat, muncullah tokoh kita ini. la
dikaruniai bakat sebagai penyair, hingga nama dan kemahirannya termasyhur di
kalangan suku-suku. Di musim ramainya pekan ‘Ukadh, tempat berkumpul dan
berhimpunnya manusia, untuk mendengar dan menyaksikan penyair-penyair Arab yg
datang berkunjung dari seluruh pelosok serta untuk menonjolkan dan membanggakan
penyair masing-masing. Maka Thufeil mengambil kedudukannya di barisan
terkemuka. Walaupun bukan pada musim ‘Ukadh, ia Sering pula pergi ke Mekah.
Pada
suatu ketika, saat ia berkunjung ke kota suci itu, Rasulullah telah mulai
melahirkan da’wahnya. Orang-orang Quraisy takut kalau-kalau Thufeil menemuinya
dan masuk Islam, lalu menggunakan bakatnya sebagai penyair itu membela Islam,
hingga merupakan bencana besar bagi Quraisy dan berhala berhala mereka.
Oleh
sebab itu mereka menelingkunginya selalu dan menyediakan kesenangan dan
kemewahan untuk melayani dan menerima kedatangannya sebagai tamu, lalu
menakut-nakutinya agar tidak berjumpa dengan Rasulullah saw. katanya: ”Muhammad
memiliki ucapan laksana sihir, hingga dapat mencerai beraikan anak dari bapak
dan seseorang dari saudaranya, serta seorang suami dari istrinya. Dan
sesungguhnya kami ini cemas terhadap dirimu dan kaummu dari
kejahatannya, maka janganlah ia diajak bicara, dan jangan dengarkan
apa katanya.
Dan
marilah kita dengarkan Thufeil menceritakan sendiri kisahnya : ”Demi Allah, mereka selalu membuntutiku,
hingga aku hampir saja membatalkan maksudku untuk menemui dan mendengar
ucapannya. Dan ketika aku pergi ke Ka’bah, kututup telingaku dengan kapas, agar
bila ia berkata, aku tidak mendengar perkataannya. Kiranya ia kudapati sedang
shalat dekat Ka’bah, maka aku berdiri di dekatnya, taqdir Allah menghendaki
agar aku mendengarkan sebahagian apa yang dibacanya, dan terdengarlah olehku
perkataan yang baik, “Wahai malangnya ibuku kehilangan daku . . . ! Demi
Allah, aku ini seorang yang pandai dan jadi penyair, dan mampu membedakan mana
yang baik dari yang buruk! Maka apa salahnya jika aku mendengarkan apa yang
diucapkan oleh laki-laki itu? Jika yang dikemukakannya itu barang baik,
dapatlah kuterima, dan seandainya jelek, dapat pula kutinggalkan. Kutunggu
sampai ia berpaling hendak pulang ke rumahnya, lalu kuikuti hingga ia masuk
rumah, maka kuiringkan dari belakang dan kukatakan kepadanya:
Wahai
Muhammad! Kaummu telah menceritakan padaku bermacam-macam, tentang dirimu! Dan
demi Allah, mereka selalu menakut-nakutiku terhadap urusanmu,hingga kututupi
telingaku dengan kapas agar tidak mendengar perkataanmu. Tetapi iradat Allah
menghendaki agar aku mendengarnya & terdengarlah olehku ucapan yg baik,
maka kemukakanlah padaku apa yang menjadi urusanmu itu”. Rasul pun mengemukakan
padaku terperinci tentang Agama Islam dan dibacakannya al-Quran …. Sungguh.
Demi Allah, tak pernah kudengar satu ucapan pun yang lebih baik dari itu, atau
suatu urusan yang lebih benar dari itu. Maka masuklah aku ke dalam Islam”. Ia ucapkan dua kalimat syahadat
dihadapan Rasulullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar